"Apabila kita takut akan sesuatu, maka, rasa takut kita melebihi apa yang kita takutkan sesungguhnya..."
Tampilkan postingan dengan label tentang arial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tentang arial. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 08 Oktober 2011

Puas?

Tenang saja,
Aku bukan Oh Ha Ni yang rela
menunggu Baek Seung Jo mencintainya
selama 4 tahun.
Atau Nam, yang dengan setia
mengharapkan Shone
selama 12 tahun.

Ini bukan cinta mati!
Kau hanya mampu membiusku
sekejap waktu.

Kalau kau sangka
Aku akan terus mengemis perhatianmu,
Itu salah!
Silahkan saja kau tunduk
pada celotehan kekasihmu itu.

Aku? Jangan harap akan memperdulikanmu!
Siapa pula yang sudi menanti,
kalau aku bisa menemukan yang lebih baik darimu!

Kamis, 18 Agustus 2011

Rindu

Aku resah, dan tak dapat melukiskan bagaimana rasanya.

Tapi yang jelas, aku rindu.

Ya, rindu tentang sosokmu, rindu mengenai dirimu...

Aku rindu dengan senyummu, yang dulu senantiasa menyemangatiku. 
Namun tak pernah lagi kau sunggingkan, semenjak rasa itu menyergapmu.

Aku rindu dengan bunyi deru motormu.
Yang memaksaku untuk mengerahkan tenaga dan keseimbangan untuk berada di boncenganmu.

Aku rindu saat- saat aku dapat mengisi hidupmu.
Menjadi orang kepercayaanmu yang selalu mendengar goresan kisahmu.

Aku rindu malam itu.
Kali pertama dan terakhir kau mengantarku pulang dengan iringan hujan.

Aku rindu aroma jaketmu.
Yang teristimewa dari puluhan lainnya yang pernah aku kenakan.

Aku yakin, meskipun kau kini sedang berbahagia,
sesungguhnya kau sedang menanti...

Menanti suratan takdir Tuhan terhampar di hadapmu,
yang menyampaikan pesan siapa sesungguhnya jodohmu...

Sungguh, aku pun menanti hal yang sama.

Namun, aku tak tahu, apa yang akan terjadi pada kita. Kelak.

Rabu, 11 Mei 2011

Tentang Arial (extended!)

10 Mei 2010, ada yang terasa sangat berbeda hari ini. Aku tiba- tiba saja tak dapat menguasai kekalutanku saat mendengar kau menyebut nama perempuan itu. Sesak, SAKIT!
Sungguh, sesuatu yang tak seperti biasa. Benarkah kau sangat mengharapkan perempuan itu? Hingga tak ada celah yang tersisa untukku? Apa kau yakin bisa bahagia dengannya tanpaku? 
Bila kau merasa kau mampu menjaganya dan mendapati harimu penuh kebahagiaan bersamanya, inilah titik terakhirku untuk berharap akanmu!
Akankah kau tak lagi menjadi cahaya hidup untukku? Tak inginkah kau melihatku tersenyum di hadapanmu lagi?
Jika semua jawaban atas pertanyaanku adalah iya, pergilah! Bahagialah dengannya dan rajutlah kisah indah dengannya.
Silahkan, Arial. Tatap masa depanmu dan genggam jemarinya, tuntunlah ia dalam dekapanmu. :)

Sabtu, 07 Mei 2011

Created by Me

"Meskipun dengan menahan rasa sakit karena kau terus menerus memujinya dan mencemoohku, aku rela. Asalkan aku memiliki 1 menit berharga dalam sehari untuk memuaskan diri dengan menatap wajahmu dan berada di dekatmu..."

Kamis, 05 Mei 2011

Tentang Arial

5 Mei 2011, banyak hal yang kau hadirkan hari ini untukku. Baik yang kau sengaja maupun tidak. Lemparanmu yang tak dapat kuhindari (hingga akhirnya menyakitiku), perhatianmu mengenai makananku, kejahilanmu menggoda caraku merenggangkan tubuh, dan tanggapanmu mengenai model jilbabku. Semua hal itu tak hentinya membuat hatiku berbunga. Aku senang sekali! Lagipula sepanjang hari ini kau ada di sampingku :)
Aku juga senang kau tidak mempersalahkan kedekatanku dengan adikmu. 
Hari ini, kau membuatku tak keruan! Kau tahu, aku bahkan tak mampu memfokuskan pikiranku pada sederet kalimat hafalan di hadapanku! Aku tak tahu mengapa. Mungkin ini efek salah tingkah karenamu. Yang jelas, aku sangat berterima kasih atas semua keceriaan yang telah kau hadirkan. Kejahilanmu yang membuahkan karma (karena kau yang balik dikerjai hari ini :p ), membuatku tak hentinya bersyukur dan tertawa  bahagia,  aku masih bisa menatapmu yang berdiri di sampingku, hingga detik ini. :)

Terima kasih untukmu, yang tak pernah lelah membuatku mengagumimu...

Rabu, 04 Mei 2011

Tentang Arial

3 Mei 2011, jaket itu, jaket yang kau kenakan saat ini. Jaket yang dulu pernah kau keluarkan dari almari dan kau pinjamkan padaku. Jaket itu pulalah yang dengan sepenuh hati kucuci dan kuseterika. Mungkin, bukan aku satu- satunya perempuan yang pernah mengenakannya, namun kau telah membuktikan padaku betapa rasa tanggung jawabmu dan perhatiannya kamu pada orang yang membutuhkannya.
Terima kasih untuk hari itu. Hari di mana kau rela basah kuyup demi mengantarku pulang. Dan terima kasih juga pada kesempatan, yang membiarkan kau melindungiku di tengah derasnya hujan dan malam yang dipenuhi petir. Dan saat di mana kau pernah menganggapku istimewa, hingga detik ini. Terima kasih. Arial, kau tak akan terganti.

4 Mei 2011, kau tahu, aku benci dengan caramu memandangku seperti itu. Aku kesal, kau menertawaiku, seakan aku melakukan kesalahan. Padahal tak ada yang berbeda dari diriku saat itu. Tapi, meskipun kau terlihat mencemoohku, aku rindu akan senyummu. Senyum yang meluluhkan dinding pertahanan hatiku . Meskipun kutelah memahat tebing curam untuk membatasi diriku dan kamu. Senyum yang membuat aku bisa melupakan orang terdahulu yang membuatku sakit dan rapuh. Senyum yang menguatkanku saat sedang tak bersemangat, tak bisa memegang kendali.
Dan juga, aku benci saat kau mengungkit-ungkit gurauan kita dengan sahabatku. Yang terjadi malam itu biarkan berlalu! Meski aku menyunggingkan senyum kemenangan saat perempuan itu merasa ketakutan lagi padamu. Arial, coba tatap aku! Jangan kau pergi dulu dari sini, dan beranjak menemui perempuan lain yang kau idamkan itu. Aku tahu, kau menyukainya, tapi kumohon sekali lagi, COBA TATAP AKU!

Senin, 02 Mei 2011

Tentang Arial

2 Mei 2011, entah untuk tujuan apa, siang ini kau berjalan mendekati bangkuku. Maaf, aku mengacuhkanmu. Aku sedang mendengarkan musik saat itu. Dan akupun tak menyadari kehadiranmu. Kamu memperhatikan aku untuk sekejap waktu. Andai kau bisa mendengar, jantungku berdegup kencang saat kau berdiri di sampingku. Lucu sekali ya. Seperti baru pertama kali ini aku jatuh cinta.
Lalu kau berjalan mendekati blackboard di depan kelas. Kau menuliskan namamu dengan kapur tepat di bawah namaku. Itu pertanda bahwa kau ingin bergabung dengan kelompokku. Tapi aku tak tahu secara pasti apakah benar aku yang kau jadikan lasan. Karena aku mencium sesuatu yang berbeda mengenai dirmu dan sahabatku. Aku merasa ada aura yang berbeda saat kau memandangnya. Aku merasa kau menyukainya, meskipun kau berkali- kali mengelak saat kugoda.

this is the beginning of spring season, but don't know why, your hearts haven't blossom yet. :(

Sabtu, 30 April 2011

Tentang Arial

25 April 2011, kita tidak sengaja berjalan beriringan menuju toilet. Kamu terkesan membuntutiku dari belakang. Namun, di tengah perjalanan, aku menegurmu mengenai perempuan itu. Kau sangat besar kepala dan menyombongkan diri atas ketenaranmu. Entah, saat mengucapkan nama perempuan itu, ada cubitan kecil yang terasa di dalam raga ini. Meskipun dengan setulus hati aku mengucapkan serangkaian kalimat itu.

26 April 2011, kau terus bersekongkol dengan mereka untuk mencemooh warna kulit dan kesempurnaan fisikku. Tapi, rasa sakitku beralih menjadi kegembiraan saat nama adikmu tertulis di dinding situs jejaring sosialku. Dia menganggapku sebagai kakaknya! Sungguh, aku merasa diistimewakan olehnya. Diapun mengajakku berkunjung ke rumahmu. Sungguh, adikmu telah mencuri simpatiku. Hebat benar ia.
Aku berharap kau segera menatapku. Semoga :)

27 April 2011, terima kasih untuk hari ini. Kau terus menerus memberiku motivasi. Muali dari masa depanku, hingga masalah kesempurnaan fisikku. Kau bilang agar aku percaya diri dengan warna kulitku, karena aku eksotis. Kau bilang hanya akulah yang berbeda di antara semua yang sama. Kalimatmu membuatku nyaman di sampingku. Terima kasih telah menganggapku berbeda. Terima kasih atas sanjunganmu.

Terima kasih telah meyakinkanku untuk menjadi yang terbaik sesuai kemampuan dan kehendakku. Terima kasih atas terbukanya mata hatiku olehmu, yang telah menyemangatiku untuk menjadi kebanggaan. Kau membuatku teristimewa hari ini. Terima kasih telah menjadi penenang dan penyejuk di antara semua kegelisahanku.
Terima kasih telah membuatku semakin mengagumimu :)

29 April 2011, banyak kejutan kecil muncul yang hadir dalam hidupku  setelah ada kau dan adikmu. Tentang kamu yang meluruskan cara pandangku, dan adikmu yang terus menerus memancingku. Ya, memancingku untuk bersikap dewasa dan 'beralih' padamu. Entah, aku tak tahu mengapa tata bahasaku acakadut seperti ini. Mungkin karena kamu sedang duduk di sampingku. :">
Adikmu pernah bertanya kepadaku mengenai masa depanku. Tanpa aku prediksikan sebelumnya, ia mengusulkan universitas yang sama seperti yang kau ingini. Mataku terbelalak saat membaca pertanyaan itu. Aku tidak tahu apakah adikmu sengaja atau tidak. Dan akupun tak percaya adikmu bisa secepat dan seobyektif itu menilai perasaanku. Mungkin itu hanya kebetulan semata :)

Jumat, 29 April 2011

Is It Real?

Arial : "Ya ampun, kamu repot banget. Aku tahu kamu bawain makanan ini buat aku kok."
Najwa : "Haha. Kamu mau? Ambil aja gapapa."
Arial : "Oiya aku lupa. Besok aku gak bisa kerja kelompok. Ada tes AFS. Bilangin Oca ya."
Najwa : "Yaaaah, Arial nggak seruu ah!"
Arial : "Ya mau gimana lagi loh?"
Najwa : "Bahannya ada di kamu ya?"
Arial : "Iya."
Najwa : "Ya udah, ntar aku sama Oca usahain deh. Oiya, Rial, C itu siapa?"
Arial : "Hahahaha.Ada deh."
Najwa : "Hayoooo. Ih, salting, ih! Pipimu merah tuh."
Arial : "Sebenernya aku lagi pendekatan nih. Jangan bilang siapa- siapa ya."
Najwa : "Eciyeeeh! Cemunguudh ya! Pejenya jangan lupa yaa kalo udah jadian."



Jumat, 22 April 2011

Arial

Arial. Begitulah aku menyebutnya. Entah kenapa yang terlintas di benakku adalah nama itu. Saat aku ingin memberi nama fiksi padanya.
Kurang lebih satu tahun yang lalu, aku dipertemukan dengannya dalam suatu kesempatan. Takdir itulah yang mengharuskanku bertatap muka dengannya setiap hari. Bahkan, lebih intens akhir- akhir ini.
Dia hadir di saat yang tepat. Menggantikan orang terdahulu, yang memang ingin kuhapus bayangnya. Tanpa sadar dan berpikir panjang, akupun menjatuhkan pilihan padanya. Sebagai orang yang tepat untuk mempersembahkan hati ini. Berharap agar ia tahu, dan menjaganya, dengan ketulusan dan rasa yang sama.
Lambat laun, aku menyadari perbedaan akan rasa ini. Bukan sebagai teman biasa. Aku mencurahkan pikiranku untuk tertuju padanya. Kapanpun, Di manapun. Bahkan, saat aku menghadapi setumpuk rumus eksak yang harus kuhafal dalam waktu semalam. Yang terbayang hanya nama, senyum, dan ucapannya padaku.
Aku tak menyadari bahwa rasa ini salah. Cinta itu fitrah, dan tak ada yang bisa disalahkan saat kita mencintai seseorang. Itu yang selalu terngiang di telingaku, dan menggema memasuki syaraf dan tersimpan di memori otakku. Sebagaimana halnya dia. Aku perempuan, dan dia laki- laki, tidak ada salahnya aku menyukainya  dan berharap lebih. Itu prinsipku.
Kekagumanku semakin bertambah padanya saat aku mengetahui seberapa tinggi ilmu agamanya. Ia mampu menyelaraskan dengan kehidupan duniawinya dengan sangat baik. Diapun tidak sombong meskipun berasal dari keluarga berada. Dia tak segan mengantarkanku pulang meskipun hujan deras tengah mengguyur. Dia tak segan melindungiku dari air hujan dan bahaya malam yang mengancam. Aku memberi nilai lebih, atas rasaku untuknya.
Arial, entah sosok fiksi itu menjadi nyata. Atau dia memang benar- benar ada, dan aku memandangnya sebagai tambatan hati dalam goresan kisah hidupku? Tuhan, ampuni aku. Aku tak dapat menjadi manusia sempurna yang bisa menjaga pandangannya dan menundukkan perasaannya. Aku hanya mohon padamu, jauhkanlah aku dari rasa sakit yang menyayat dan pilu, saat tangisku pecah melihat ia bahagia dengan perempuan pilihannya.

22.04.2011
. nadnoph.